What If

What If
Cast : Kyuhyun, Seohyun  // Genre : Romance, Fluff // Oneshoot / PG-13
.
.
Summary : bagaimana jika—Kyuhyun menikahi salah satu mantan kekasihnya dimasa lalu.

…..
Kyuhyun memiliki banyak mantan pacar

Qianni—si gadis china yang memiliki senyuman menawan
Jinri yang memiliki kecantikan alami seperti putri Korea
Juga Yuri yang dulunya adalah primadona setiap lelaki di sekolah

Tapi kyuhyun meninggalkan mereka semua untuk seorang gadis yang akhirnya menjadi istrinya. Seo joohyun—gadis biasa—murid biasa yang dulunya pernah memberinya minuman saat ia mendapatkan hukuman berlari di bawah lapangan baseball yang luar biasa luas.

Seohyun bukan Qianni yang memiliki senyuman menawan
Seohyun bukan Jinri yang memiliki wajah super cantik
Seohyun juga bukan Yuri yang digilai banyak pria.

Seohyun hanya Seohyun..
tanpa segala macam pesona seperti milik mantan pacar Kyuhyun sebelumnya. Dan saat ini pikiran Kyuhyun sedang berimajinasi liar tentang segala kemungkinan itu.
‘bagaimana jika.. ?’
.
‘Ya, bagaimana jika saat itu ia memilih Qianni sebagai pasangan hidupnya?’
‘bagaimana jika saat itu ia memilih Jinri sebagai pasangan hidupnya?’
‘bagaimana jika saat itu ia memilih Yuri sebagai pasangan hidupnya?’
Dan yang paling parah
‘bagaimana jika saat itu ia tidak jatuh cinta pada Seohyun—Yah.. bagaimana jika..?’
Kyuhyun tersenyum dan akhirnya menyerah untuk seluruh pertanyaan gila yang berada di dalam otaknya.
….
Reuni Angkatan 2007

Suasana gaduhnya  persis sama seperti tujuh tahun lalu. Luhan dan Yixing yang saling bercerita tentang lelucon konyol mereka, Joonmyeon dan Donghae yang saling melempar sumpit ke arah masing-masing, juga hyukjae dan Wufan yang malah membuat suasana semakin kacau.

“Hey hey lihat siapa yang datang!!” hyukjae berteriak heboh sambil mengeluarkan suara-suara aneh. “Kyuhyun!! aku sangat merindukanmu selama tujuh tahun ini!” pria kurus itu bangkit dari kursinya dan  berpura-pura memeluk Kyuhyun sebagai efek dramatis.
“Diamlah hyuk.. bagaimana kabarmu?”
“Buruk, aku satu-satunya yang belum menikah disini” Kyuhyun terkekeh sambil mengambil tempat duduk di samping kursi milik joonmyeon.
“Bukan kau satu-satunya! Masih ada Jinri, Yuri dan Qianni yang belum menikah! Jadi berhentilah mengeluh tentang hal itu” Kali ini Donghae yang bersuara di sebrang meja. Kyuhyun curiga jika ia telah mendengar keluhan Hyukjae selama seharian ini.
“Oh ya? Tapi sayangnya tidak ada satu orangpun dari mereka bertiga yang ingin menikah denganku!” semua orang yang berada disana terkikik karna terlalu geli mendengar penderitaan hyukjae yang tidak ada habisnya.
“Well, itu masalahmu sendiri. kau pikir kenapa Jinri-atau-Yuri-atau-Qianni tidak ingin menikah denganmu?”
“karna aku tidak berkencan dengan pria penyuka pisang seperti dia!” Hyukjae membatu selama beberapa saat ketika Jinri secara tiba-tiba berada di sini—di sebelah kursi Donghae. “kenapa kau malah membicarakanku setelah lima tahun tidak bertemu?”
“Maafkan kami, itu karna Donghae yang menjadi pemicu utamanya!”
“Apa? Yak, tutup mulutmu Joomen!” Donghae berteriak marah dan akhirnya ditutup dengan perang sumpit bambu dimana-mana.
Jinri masih berada disana. Tidak tertawa, tidak tersenyum dan tidak tergelak seperti yang semua orang lakukan saat ini. Dan hal itu cukup membuat Kyuhyun penasaran tentang alasan pernikahan Jinri.
“Aku ingin tahu sesuatu jika kau tidak keberatan—“ Jinri menengadahkan kepalanya dan menatap Kyuhyun seakan ia baru saja mendengar suara bom atom yang meledak “Yah, aku tahu ini tidak sopan, dan aku juga tahu jika tidak seharusnya aku ikut campur pada masalah pribadimu…”
“Katakan saja, aku tidak akan marah padamu” Jinri memotong kata-kata Kyuhyun secara cepat sebelum seseorang menyadari jika saat ini mereka sedang berbicara serius.
“yah, aku hanya ingin tahu kenapa kau belum menikah hingga saat ini?”
Keduanya diam untuk beberapa saat—sampai hyukjae tidak sengaja menumpahkan susu pisangnya diatas meja hingga menimbulkan kehebohan yang lebih parah dari sebelumnya.
“kebanyakan dari mereka tidak menyukaiku karna aku terlalu kekanakan” Jinri mengatakannya dengan suara yang hampir terputus di tengah keramaian. Matanya menatap Kyuhyun dengan cara yang tidak biasa.
“percayalah jika suatu saat nanti kau akan menemukan satu pria baik yang mampu memahamimu sepenuhnya”
Jinri tidak menjawab—atau bisa jadi jika ia telah menjawabnya dengan suara yang sangat pelan.
“aku telah menemukannya kyu, dan itu adalah dirimu”
‘Bagaimana jika.. bagaimana jika saat itu aku menikahi Jinri dan bukannya Seohyun?’ Dan Kyuhyun tersenyum saat memikirkan tentang segala kemungkinannya.
‘Jika saja saat itu aku menikahi jinri, mungkin aku tidak akan duduk di sini sambil melihat Hyukjae dan Donghae membuat keributan. Aku tidak akan memakai kemeja biru karna Jinri lebih menyukai warna kuning yang cerah. Aku tidak akan memotong habis kumis dan jenggotku beberapa hari lalu karna Jinri pernah bilang jika dia menyukai pria yang bercambang. Jika aku menikah dengan Jinri.. mungkin aku akan bercerai dengannya secepat aku memenangkan sebuah permainan game—yah secepat itu, karna aku tidak akan pernah tahan dengan sikapnya yang kekanakan’
….
“ya, ya.. terserah! Oh ayolah.. Aku juga punya kehidupan, dude!!” itu suara Yuri—dan setiap orang yang berada di ruangan itu masih bisa mengenali suaranya dengan baik.
Sosoknya berada disana—di ambang pintu restoran yang di sisi kanannya dipasangi cctv. Yuri berpenampilan aneh—untuk beberapa orang diantara mereka. Yuri memakai kacamata hitam walaupun awan kelihata mendung, Yuri memakai sweater dan mantel bulu yang tebal padahal bulan ini masih termasuk musim panas.
“Oh hai, kalian! Maafkan aku untuk gangguan tidak berguna itu” dia tersenyum, memamerkan gigi putihnya yang berderet rapi. Masih menawan dan memesona seperti dulu.
“Kau kelihatan aneh” Hyukjae menyatakan ketidaksukaannya itu secara gamblang. Jelas dan efektif karna Yuri baru saja memberikannya sebuah tatapan tajam.
“Ayolah! Apa yang aneh dariku?”
“Semuanya, kau tahu? Pakaian itu, juga kacamata aneh yang kau pakai sekarang”
“Aku seorang model hyuk, ingat?” Yuri membuka kacamata hitamnya yang sangat mengganggu dan menatap lekat kedua mataku. “bagaimana kabarmu, Kyu?”
“yeah, sangat baik. Kau sendiri?” Yuri mencoba tersenyum dengan gerakan bibir apapun yang ia bisa.
“kabarku payah, aku selalu merindukanmu beberapa tahun ini”
Kyuhyun diam—dia tidak tahu lagi tentang apa yang harus ia katakan untuk membalas kata-kata Yuri setelahnya.
‘Bagaimana jika.. bagaimana jika saat itu aku menikahi Yuri dan bukannya Seohyun?’ Dan Kyuhyun tersenyum saat memikirkan tentang segala kemungkinannya.
‘Jika saja saat itu aku menikahi Yuri, mungkin aku tidak akan duduk di sini sambil menyeruput susu pisang milik hyukjae karna Yuri lebih suka susu stawberry. Aku tidak akan memakai kemeja santai karna Yuri bilang dia suka dengan pria bersetelan jas. Aku tidak akan bisa menaiki bis karna Yuri selalu mengeluh tentang polusi udara dimana-mana. Aku tidak akan memakai jam di sebelah tangan kananku karna Yuri suka menggenggam bagian tangan yang itu. Jika aku menikah dengan Yuri.. mungkin saja aku akan bercerai dengannya di hari pertama kami menikah karna cemburu berlebihan. Yuri seorang model—dan itu berarti ada banyak lelaki yang berada di sekitarnya. Hal itu mungkin satu-satunya alasan kami bercerai karna setiap orang tahu jika aku adalah pria pencemburu’
….
Suara gemerincing lonceng berbunyi—dan itu berarti ada seseorang lagi yang masuk ke dalam restoran. Berdiri disana—seorang gadis cantik dengan senyuman yang paling memukau, Song Qianni.
“Hai, maaf jika aku terlambat.. yah, kalian tahu’kan jika akhir-akhir ini jadwal penerbangan sering mengalami gangguan?”
“wajahmu bertambah cantik Qian, mana pacarmu?” Luhan mewakili yang lain untuk bertanya dalam bahasa China. Entah apa yang mereka katakan saat ini—menyebalkan, padahal semua orang tahu jika keduanya telah fasih berbahasa korea.
“Aku tidak punya pacar”
“Kau bercanda? Terakhir kau bilang, kau ingin menikah!” Luhan masih tetap menanggapinya dengan bahasa China.
“sudahlah jangan bahas hal itu” Qian sengaja sedikit menjauh dari kursi luhan agar pria rusa itu tidak menanyainya macam-macam. “hei, bagaimana kabar kalian selama beberapa tahun ini?”
“yah.. kami baik” Donghae sedikit tidak yakin tentang apa yang baru saja ia katakan.
“Apakah ada pernikahan seseorang yang telah kulewatkan selama aku tinggal di China?” Qian bertanya dengan nada menyelidik—diam-diam ia berharap tidak ada yang peduli tentang semua itu. Yah—tapi sayangnya Wufan terlalu bersemangat hari ini dan tanpa sengaja menyebutkan nama China Kyuhyun keras-keras.
“Kyuhyun? kau sudah menikah?”
“Ya, aku menikah satu tahun lalu” Kyuhyun membuka kalimatnya dengan nada gugup yang tidak biasa. “maaf tidak mengundangmu” keduanya saling menatap sampai Kyuhyun menyadari jika saat ini wajah Qian memerah.
“Wanita itu pasti sangat beruntung karna memilikimu sebagai suaminya”
‘Bagaimana jika.. bagaimana jika saat itu aku menikahi Qian dan bukannya Seohyun?’ Dan Kyuhyun tersenyum saat memikirkan tentang segala kemungkinannya.
‘Jika saja saat itu aku menikahi Qian, mungkin aku tidak akan duduk di sini sambil mendengarkan Luhan dan Wufan berdebat tentang dialek China mereka yang tidak kumengerti. Aku tidak akan memesan hot spot karna aku akan bosan ketika Qian memasak makanan itu setiap hari. Aku tidak akan bisa mengirim sms saat ini karna Qian selalu benci pada seseorang yang memainkan ponsel mereka saat makan. Aku tidak akan menyeruput keras-keras kuah yang berada di mangkuk-ku karna Qian selalu bilang jika itu tidak sopan. Jika aku menikah dengan Qian.. mungkin saja aku akan bercerai dengannya secepat yang aku bisa karna Qian akan mengajakku tinggal di China—negara yang tidak pernah ku mengerti bahasanya juga seluruh budaya mereka yang selalu membuatku pusing’
…
“Kyuhyun, Seohyun menunggumu diluar” Yixing menepuk pelan bahu Kyuhyun untuk menyadarkan lamunannya yang payah itu.
“Siapa?”
“Istrimu bodoh—Dia menunggumu diluar” Kyuhyun terkesiap saat itu juga dan memilih cepat-cepat mengangkat bokongnya untuk menemui Seohyun.
“Apa yang kau lak—“ Kyuhyun berdecak kaget saat ia baru saja mendapati istrinya itu membawa dua kantung buah yang terisi penuh, juga Moonkyu—bayi mereka yang saat ini berada di gendongan depan. “Kau gila!! Jadi ini yang baru saja kau lakukan di luar sana?”
“jangan banyak bicara, dan bantu aku mengangkat barang ini! Ughh.. rasanya aku tidak sanggup lagi untuk berjalan” dan akhirnya setelah Seohyun melepaskan kantung-kantung itu. ia tetap tidak bisa berjalan lagi dengan normal. Sisi tubuhnya memiliki keseimbangan yang telah kacau hanya karna tiga melon dan dua semangka.
“Yak! Kenapa kau ada disini dan bukannya mengangkat kantong-kantong itu?”
“Dan membiarkanmu jatuh bersama bayi kita? Tidak akan pernah!” Kyuhyun tetap bersikeras membantu Seohyun untuk berjalan walau wanita itu beberapa kali menepisnya.
“Semangkanya Kyu, Please… Mereka akan membusuk jika kau membiarkanya berada di udara luar terlalu lama” Seohyun hampir terjatuh lagi dan membuat Kyuhyun harus menopangnya kuat-kuat.
“Aku akan memindahkan kantung brengsek itu setelah kau bisa duduk dengan aman bersama yang lainnya”
“Kantung itu tidak brengsek kyu!! Berhenti berbicara kasar di depan anakmu!”
“oh yeah terserah” Kyuhyun tidak akan mau peduli tentang apa yang dikatakan Seohyun setelahnya. Kyuhyun juga tidak peduli dengan gurauan Joonmyeon dan Luhan saat ia harus membantu Seohyun menekuk kakinya karna ia terlalu lama terjebak di jalanan kota Seoul sambil membawa kantong super brengsek itu.
“Lain kali kau harus bilang padaku jika kau ingin membawa benda apapun yang terasa berat!” Kyuhyun mencoba mengancam Seohyun dengan seluruh nada bengis yang ia bisa—tapi efeknya gagal karna Hyukjae baru saja tertawa dan membuat Seohyun juga ikut tertawa saat ini.
“Berhenti tertawa! Kau bodoh, aku mengkhawatirkanmu!”
“Baiklah, maafkan aku. Tapi tolong cepat bawakan kantung-kantung itu kemari sebelum buahnya membusuk” Kyuhyun mendengus dan akhirnya ia tetap membawakan kantung-kantung buah itu dengan gerutuan yang panjang.
‘Bagaimana jika.. bagaimana jika saat itu aku menikahi orang lain dan bukannya Seohyun?’ Dan Kyuhyun tersenyum saat memikirkan tentang segala kemungkinannya.
‘Jika saja saat itu aku tidak menikahi Seohyun, mungkin aku tidak akan duduk di sini sambil memakan buah semangka yang manis dengan perasaan setengah kesal. Aku tidak akan mendengar celotehan asal Hyukjae tentang seberapa konyolnya aku saat mencoba bersikap tegas. Aku tidak akan menggenggam tangan Seohyun diam-diam di bawah meja agar seluruh orang-orang ini tidak tahu jika aku sangat mencintainya. Aku tidak akan mendapatkan kata papa pertama kali dari moonkyu—si bayi bermata bulat itu. Jika aku tidak menikah dengan Seohyun.. mungkin saja aku telah bunuh diri beberapa waktu lalu karna alasan yang sama sekali tidak masuk akal. Ya, karna nyatanya hanya Seohyun satu-satunya wanita terbaik bisa kucintai seumur hidup’
“jadi siapa panggilan bayi lucu ini?” Yuri, Jinri dan Qian entah sejak kapan berada di sekitar bayi Kyuhyun dengan tangan-tangan mereka yang terus menerus mencubit pipi Moonkyu.
“Moonie”
“Kyunnie”
“Siapa?”
“Moonie”
“Kyunnie” Kyuhyun bersengit dan sama seperti yang dilakukan Seohyun padanya.
‘Jika aku tidak menikah dengan Seohyun, mungkin saat ini aku tidak akan berdebat dengannya tentang panggilan yang cocok untuk anak kami. Yah tidak akan—dan aku juga tidak akan pura-pura mengalah padanya karna aku mencintainya’

END
//\\ apaaaaaaaaa???????????? Yang belom baca ff Thousand thought reason part END. Buruan baca aja deh biar makin ngefeel
Alah sebenarnya ini ff apa sih agak absurd -.- sebenarnya terinspirasi dari najwa waktu diundang ke hitam putih. Dia bilang kata-kata yang paling sering di ucapkan itu ‘What if’ dan saya akhirnya berhasil membuat ffnya .. wkwkwk ff ini juga buat wiress yang katanya lagi potek ya!